Pemerintah Pakistan mengusulkan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sebagai calon penerima Nobel Perdamaian. Usulan ini mengejutkan banyak pihak dan langsung menarik perhatian dunia internasional. Pakistan menilai Trump berperan dalam meredakan ketegangan global, terutama dalam beberapa konflik Timur Tengah.
Dalam pernyataan resminya, anggota parlemen Pakistan menyampaikan bahwa Trump layak mendapatkan penghargaan bergengsi tersebut karena telah memfasilitasi kesepakatan damai antara beberapa negara Arab dengan Israel, seperti Abraham Accords. Mereka juga mengapresiasi peran Trump dalam menekan eskalasi militer antara Amerika dan Iran selama masa jabatannya.
Selain itu, Pakistan menganggap Trump sebagai pemimpin yang berani mengambil pendekatan tidak konvensional dalam diplomasi global. Meski link medusa88 alternatif kebijakannya sering menuai kontroversi, mereka menilai langkah-langkah itu justru membuka peluang dialog antara negara-negara yang sebelumnya berseteru.
Namun, banyak pihak meragukan kelayakan Trump untuk menerima Nobel Perdamaian. Sejumlah analis internasional mengkritik rekam jejak Trump yang juga diwarnai dengan kebijakan luar negeri yang keras, seperti penarikan AS dari perjanjian nuklir Iran dan peningkatan tensi dengan Tiongkok.
Terlepas dari pro dan kontra, usulan Pakistan ini menambah dinamika dalam proses nominasi Nobel. Komite Nobel sendiri belum mengonfirmasi apakah mereka akan mempertimbangkan Trump sebagai kandidat resmi.
Yang jelas, langkah Pakistan ini mencerminkan pandangan politik yang unik sekaligus memicu kembali perdebatan global soal siapa yang benar-benar pantas menerima Nobel Perdamaian.